tirto.id - Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur hingga Jumat (2/11/2018) telah menerima total 272 potongan tubuh korban kecelakaan pesawat Lion AIr JT-610 yang ditempatkan dalam 65 kantong jenazah.
Meski demikian, Wakil Kepala Rumah Sakit RS Polri Tingkat 1 Said Sukanto Kombes Hariyanto menegaskan, dari jumlah tersebut belum ada bagian tubuh yang bisa teridentifikasi dengan cepat.
“DNA yang bisa kita periksa tambahan ada 272 dan ada itu masih kita tambahkan pemeriksaan-pemeriksaan yang lain,” kata Hariyanto, Jumat (2/11/2018).
Hariyanto menegaskan dari potongan tubuh korban pesawat Lion Air JT- 610 itu belum ditemukan gigi gerigi ataupun sidik jari. Oleh sebab itu, identifikasi tetap bergantung kepada DNA.
Namun untuk 9 kantong jenazah yang baru, Hariyanto menegaskan pihaknya belum mengetahui dengan pasti isinya dan akan mengadakan rekonsiliasi sore hari ini untuk mencocokkan dengan data antemortem.
“Nanti kan direkonsiliasi sore ini. Dari situ kita akan tahu ada data apa saja di situ,” tegasnya.
Sebanyak 272 potongan tubuh yang telah diterima RS Polri ini ukurannya semakin mengecil dari hari ke hari. Bagian tubuh yang lebih besar ditemukan hanya pada awal-awal pencarian.
Selain karena ukuran potongan tubuh yang semakin kecil, RS Polri juga menemui kesulitan identifikasi karena data yang tidak cocok. Ada ketidakcocokan antara data antemortem dengan postmortem.
Meski demikian, Wakil Kepala Rumah Sakit RS Polri Tingkat 1 Said Sukanto Kombes Hariyanto menegaskan, dari jumlah tersebut belum ada bagian tubuh yang bisa teridentifikasi dengan cepat.
“DNA yang bisa kita periksa tambahan ada 272 dan ada itu masih kita tambahkan pemeriksaan-pemeriksaan yang lain,” kata Hariyanto, Jumat (2/11/2018).
Hariyanto menegaskan dari potongan tubuh korban pesawat Lion Air JT- 610 itu belum ditemukan gigi gerigi ataupun sidik jari. Oleh sebab itu, identifikasi tetap bergantung kepada DNA.
Namun untuk 9 kantong jenazah yang baru, Hariyanto menegaskan pihaknya belum mengetahui dengan pasti isinya dan akan mengadakan rekonsiliasi sore hari ini untuk mencocokkan dengan data antemortem.
“Nanti kan direkonsiliasi sore ini. Dari situ kita akan tahu ada data apa saja di situ,” tegasnya.
Sebanyak 272 potongan tubuh yang telah diterima RS Polri ini ukurannya semakin mengecil dari hari ke hari. Bagian tubuh yang lebih besar ditemukan hanya pada awal-awal pencarian.
Selain karena ukuran potongan tubuh yang semakin kecil, RS Polri juga menemui kesulitan identifikasi karena data yang tidak cocok. Ada ketidakcocokan antara data antemortem dengan postmortem.
Dari hasil rekonsiliasi pada Kamis (1/11/2018), masing-masing pihak dari tim antemortem dan postmortem sama-sama menyampaikan temuannya. Data-data itu kemudian dinilai oleh para ahli. Bila masih ada keraguan, maka tim DVI tidak dapat menyatakan bahwa jenazah sudah teridentifikasi.
Untuk menunggu hasil identifikasi dari tes DNA ini Polri membutuhkan waktu sekitar 4-8 hari. Hingga saat ini, baru satu bagian tubuh yang dinyatakan cukup lengkap sehingga bisa teridentifikasi, yaitu jenazah Jannatun Cintya Dewi.
Jannatun merupakan staf Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berumur 24 tahun. Jenazah almarhum Cintya masih memiliki lima jari tangan yang lengkap menyambung sampai ke bahu kanan dan masih menyatu dengan perutnya.
Untuk menunggu hasil identifikasi dari tes DNA ini Polri membutuhkan waktu sekitar 4-8 hari. Hingga saat ini, baru satu bagian tubuh yang dinyatakan cukup lengkap sehingga bisa teridentifikasi, yaitu jenazah Jannatun Cintya Dewi.
Jannatun merupakan staf Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berumur 24 tahun. Jenazah almarhum Cintya masih memiliki lima jari tangan yang lengkap menyambung sampai ke bahu kanan dan masih menyatu dengan perutnya.
Baca juga artikel terkait LION AIR JATUH atau tulisan menarik lainnya Felix Nathaniel
(tirto.id - Sosial Budaya)
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dipna Videlia Putsanra