Brilio.net - Memiliki seorang bayi dari sebuah hubungan pernikahan menjadi harapan hampir semua pasangan suami istri. Kehadiran bayi dapat mewarnai hari-hari orangtua bayi hingga terasa lebih indah. Seluruh kasih sayang orangtua pun akan tercurah penuh untuk si mungil yang baru saja memulai kehidupan di bumi.
Namun apa jadinya jika setelah melahirkan, bayi yang sudah dinanti selama sembilan bulan itu meninggal dalam hitungan hari? Bisa bayangkan betapa sedihnya? Hal pahit ini pasti pernah dialami sebagian orang, termasuk Abigail, ibu berusia 19 tahun yang baru saja ditinggal pergi bayinya untuk selama-lamanya.
Dilansir brilio.net dari dailymail.co.uk pada Minggu (28/10), bayi dari Abigail yang bernama Aliza Rose Friend meninggal dunia saat usianya memasuki hari ke delapan. Bayi mungil itu meninggal setelah mendapat 'ciuman kematian' dari seseorang. Sang ibu merasa sangat terpukul atas kematian bayi pertamanya itu.
Namun apa jadinya jika setelah melahirkan, bayi yang sudah dinanti selama sembilan bulan itu meninggal dalam hitungan hari? Bisa bayangkan betapa sedihnya? Hal pahit ini pasti pernah dialami sebagian orang, termasuk Abigail, ibu berusia 19 tahun yang baru saja ditinggal pergi bayinya untuk selama-lamanya.
Dilansir brilio.net dari dailymail.co.uk pada Minggu (28/10), bayi dari Abigail yang bernama Aliza Rose Friend meninggal dunia saat usianya memasuki hari ke delapan. Bayi mungil itu meninggal setelah mendapat 'ciuman kematian' dari seseorang. Sang ibu merasa sangat terpukul atas kematian bayi pertamanya itu.
Abigail mengatakan Aliza baik-baik saja pada 36 jam pertama. Kemudian, tiba-tiba Aliza mengalami demam. Wajahnya pun nampak pucat, lesu, dan kehilangan nafsu makan. Aliza kemudian terlihat seperti kesulitan untuk bernapas. Bayi mungil itu pun mulai kejang-kejang.
Dokter dan petugas rumah sakit segera memeriksa Aliza. Setelah ditangani dengan berbagai usaha, Aliza ternyata tidak dapat tertolong. Bayi itu menghembuskan napas terakhirnya pada 20 Mei 2018 setelah petugas mematikan alat-alat medis yang difungsikan untuk membantu Aliza bernapas.
Dokter dan petugas rumah sakit segera memeriksa Aliza. Setelah ditangani dengan berbagai usaha, Aliza ternyata tidak dapat tertolong. Bayi itu menghembuskan napas terakhirnya pada 20 Mei 2018 setelah petugas mematikan alat-alat medis yang difungsikan untuk membantu Aliza bernapas.
Mereka kemudian memberitahu Abigail dan sang suami bahwa putrinya kemungkinan terjangkit infeksi herpes setelah dicium oleh seseorang yang membawa virus HSV-1, atau disentuh oleh tangan yang tidak bersih. Virus herpes neonatal itu pun berkembang dan menyerang paru-paru serta otak si kecil Aliza.
Abigail merasa sangat terpukul dengan kematian bayinya. Ini adalah awal ia menjadi ibu. Abigail selalu memikirkan bayinya setiap saat. Lebih menyedihkan lagi, ia bahkan tidak tahu siapa orang yang membawa virus itu karena selama di rumah sakit ada banyak orang yang datang untuk menemuinya dan bayi kecilnya itu.
Ini tentunya menjadi pelajaran untuk kita semua agar senantiasa menjaga kebersihan diri dan memastikan tidak membawa virus apapun sebelum melakukan kontak fisik dengan seorang bayi.
Artikel Asli
Abigail merasa sangat terpukul dengan kematian bayinya. Ini adalah awal ia menjadi ibu. Abigail selalu memikirkan bayinya setiap saat. Lebih menyedihkan lagi, ia bahkan tidak tahu siapa orang yang membawa virus itu karena selama di rumah sakit ada banyak orang yang datang untuk menemuinya dan bayi kecilnya itu.
Ini tentunya menjadi pelajaran untuk kita semua agar senantiasa menjaga kebersihan diri dan memastikan tidak membawa virus apapun sebelum melakukan kontak fisik dengan seorang bayi.
Artikel Asli